Dr Jalali: Saya telah mendengar bahwa Imam akhir Zaman akan muncul dengan pedang. Ini merupakan sesuatu yang tampaknya tidak benar. Alasannya bahwa sejauh ini manusia telah menciptakan dan menemukan berbagai macam senjata untuk digunakan dalam peperangan. Proliferasi nuklir dan senjata penghancur massa sudah ditambahkan kepada susunan persenjataan dalam gudang senjata manusia. Dengan menggunakan senjata kimia dan biologi, termasuk perlengkapan detonasi jarak jauh untuk senjata-senjata ganda, berjuta manusia dapat dihancurkan dalam satu letusan. Pertanyaan yang muncul, dengan semua persenjataan yang ada sekarang ini, bagaimana orang bisa membayangkan bahwa Al-Mahdi dan pasukannya akan berjaya dengan pedang ?
Tn. Hosyyar: Ya, sesungguhnya topik kemunculan Imam Mahdi dengan pedang dicantumkan dalam hadis-hadis. Mari saya kutipkan contoh-contoh ini. Imam al-Baqir as meriwayatkan:
Al-Mahdi mirip dengan leluhurnya, Nabi, ia juga akan bangkit dengan pedang guna membasmi para tiran dan mereka yang menyesatkan manusia, musuh Allah dan Nabi. Ia akan memperoleh kemenangan dengan pedang, dan tak seorang pun dari pasukannya akan kembali [dengan kekalahan].
Bagaimanapun, kebangkitan dengan "pedang" merupakan suatu metafora untuk peperangan. Ini menunjukkan bahwa perang dan pertumpahan darah merupakan bagian dari tugas resmi Imam al-Mahdi. Beliau diperintah Allah untuk menjadikan Islam sebagai agama universal dan memerangi kezaliman serta tirani, bahkan dengan kekuatan dan sebilah pedang. Keadaannya bertentangan dengan perjuangan leluhurnya, yang tidak memerlukan itu semua guna menghadapi situasi di dalam pola penuh kekuatan tersebut, karena kewajiban mereka dibatasi dengan teguran dan bimbingan. Akibatnya, "bangkit dengan pedang" tidak berarti bahwa senjata pertahanannya semata-mata pedang, dan ia menahan dirinya sendiri dari menggunakan jenis senjata manapun. Yakinlah, ia juga mungkin menggunakan senjata pada waktu itu atau bahkan menciptakan senjata-senjata baru guna mengalahkan semua persenjataan yang dikenal di zamannya.
Yang benar adalah bahwa pengetahuan kita tentang kejadian-kejadian masa depan di dunia terbatas; ataupun kita benar-benar tidak tahu dalam persoalan apapun secara rinci tentang masa depan nasib manusia dan gerak kemajuan teknologinya. Misalnya, kita tidak mempunyai hak guna memutuskan masa depan berdasarkan masa lalu tanpa suatu keterangan. Kita tidak tahu negara atau bangsa mana yang memiliki kemajuan teknologi dan perabadan serta superioritas di atas yang lainnya. Adalah mungkin bahwa bangsa-bangsa yang lemah dan terpecah di dunia Islam akan bangkit dan menyingkirkan perbedaan-perbedaan kecil mereka guna membangun persaudaraan universal di bawah panji tauhid, dan mengangkat serta menerapkan petunjuk Alquran sebagai konstitusi bangsa Muslim universal. Kemudian masyarakat Islam bersatu sehingga dapat memanfaatkan sumber daya alam mereka guna kemajuan mereka dan keluar dari kemalasan yang mencengkeram-diri dan isolasi yang dibebankan pada diri sendiri guna menghadapi tantangan menjadi pemimpin-pemimpin peradaban manusia di bidang sains, industri, dan etika. Mereka dapat melaksanakan kontrol mereka energi-energi yang terlepas dan tidak terbatas di Timur dan di Barat guna menyalurkan mereka ke dalam persiapan pelaksanaan puncak revolusi al-Mahdi. Pada waktu itu, Imam Mahdi muncul dan menghancurkan kekuatan-kekuatan zalim serta tiranik dengan membantu kekuatan perkasa pada penyelesaiannya. Lebih jauh, dengan bantuan Ilahi dan janji kemenangan, di samping kekuatan luar biasa yang memancar dari kedudukan wilayat (pelaksanaan dari kedaulatan yang diatur secara Ilahi di bawah Imamah), beliau dapat meletakkan fondasi pemerintahan Allah yang adil dan makmur di muka bumi.
Pada waktu itu para saintis dan ulama yang hasil penelitiannya memungkinkan terciptanya penemuan semua peralatan dan teknologi merasakan kesedihan dan menyesali diri karena penemuan-penemuan mereka tidak digunakan untuk penghidupan layak bagi kehidupan manusia namun sebagai gantinya digunakan untuk menduduki dan menindas bangsa-bangsa di dunia. Demikianlah, untuk memberikan balasan atas pengabaian kontribusi saintifik mereka, mereka tidak akan melihat jalan lain kecuali menjawab panggilan al-Mahdi guna berjuang demi keadilan dan berkarya demi kebaikan manusia di dunia. Kita tidak dapat meramalkan bagaimana manusia di masa depan akan melepaskan kesombongan dan sikap keras kepala mereka, keluar dari kebodohan mereka dan berkarya menuju eradikasi senjata penghancur massa dan penerapan tipuan (decisive)dari perjanjian non-proliferasi nuklir. Namun semua kekayaan yang sekarang digunakan untuk memproduksi senjata-senjata semacam itu, padahal itu semua dapat dibagikan guna mengurangi kemiskinan, kemajuan pendidikan, dan kesejahteraan manusia.
Sumber: www.oaseislam.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar