VIVAnews - Pembangunan Jembatan Selat Sunda rencananya akan menggunakan teknologi yang memperhitungkan semua parameter yang perlu dipenuhi. Setidaknya pemeriksaan ini akan mencakup pengumpulan data dalam radius 500 kilometer dari tempat jembatan itu berdiri.
Pakar uji kelayakan pembangunan jembatan Wiratman Wangsadinata mengatakan, Jembatan Selat Sunda ini akan menjadi jembatan terpanjang pertama di dunia yang dibangun dengan bentang tengah sampai 2.200 meter. Alhasil, bukan hanya teknologi salah satu negara yang dipakai, tapi teknologi internasional.
"Untuk itu dalam setiap struktur pembangunan jembatan, pengaruh dari wilayah di dua propinsi termasuk dilingkungan Selat Sunda itu akan diteliti secara detail," katanya di sela-sela jumpa pers penyerahan hasil Prastudi Kelayakan Pembangunan Jembatan Selat Sunda, di Jakarta, Kamis malam, 13 Agustus 2009.
Tinjauan itu antara lain berbagai sesar (patahan aktif) yang terdapat di Jawa dan Sumatra, terutama di sekitar Bukit Barisan. Termasuk menghitung sumber gempa dari Selat Sunda dan Gunung Krakatau itu sendiri.
"Jembatan juga diprediksi sudah akan menghitung sampai kekuatan gempa dengan magnitude 8,5 skala Richter," ujarnya.
Selain menghitung gempa besar, rancangan jembatan juga akan memperhitungkan kekuatan angin. Pasalnya jembatan ini akan menjadi jembatan terpanjang dengan bentang tengah 2.200 meter.
Selama ini pembangunan jembatan di dunia bentang tengah terpanjangnya baru sampai 1.901 meter. "Jadi nanti jembatan menggunakan teknologi mutakhir," katanya.
viva
Tidak ada komentar:
Posting Komentar